Sedangkan Biofuel adalah bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik, baik secara langsung dari tanaman atau dari limbah industri, komersial, domestik, atau pertanian. Terdapat beberapa jenis Biofuel yang merupakan sumber energi bersih atau rendah karbon, di antaranya Bioetanol, biodiesel, dan Biogas.
Saat ini hub atau pusat dari supply BBM energi dari fossil fuel adalah berasal dari negara-negara penghasil minyak. Namun dengan tren transisi energi yang mendorong penggunaan bioenergi, maka hub atau pusat dari suplly bahan bakar akan bergeser ke negara-negara penghasil biofuel.
Nicke mengungkapkan, Pertamina sudah memproduksi Biofuel yang berasal dari bahan baku organik, yakni Biodiesel 35 persen (B35). Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut merupakan campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yaitu FAME, dengan kadar 35 persen, sementara 65 persen lainnya adalah solar.
Dari aktivitas produksi dan supply bioenergi atau biofuel, Pertamina menargetkan adanya penurunan karbon emisi (Co2) mencapai 35 juta ton pada 2024. Hingga tahun lalu, perseroan mampu menekan emisi karbon hingga di angka 28 juta ton.
"Di 2022 ini bisa menurunkan 28 juta ton Co2 di 2024, nanti kita bisa menargetkan 35 juta ton Co2 yang bisa kita kurangi dari program ini (biofuel)," ungkap Nicke.
Menurut dia, Indonesia perlu mengikuti jejak Brazil dan India yang menjadikan Biofuel sebagai salah satu sumber energi menuju energi baru dan terbarukan (EBT). Dia pun memastikan program Biofuel menjadi konsentrasi utama Pertamina saat ini.