Tak hanya euro, mata uang lainnya juga jatuh karena kekhawatiran resesi melemahkan saham-saham di Eropa dan di Wall Street. Yen Jepang mendekati posisi terendah dalam 24 tahun lagi, dolar Kanada jatuh ke posisi terendah dalam 19 bulan, dan krona Norwegia jatuh lebih dari 2 persen karena aksi mogok pekerja perusahaan gas.
Poundterling merosot ke level terendah dalam dua tahun terhadap dolar AS, karena krisis di pemerintahan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menambah tekanan pada mata uang yang sudah terhuyung-huyung dari kekhawatiran resesi dan kebangkitan greenback. Pada 19.30 GMT, Poundsterling diperdagangkan 1,25 persen lebih rendah di 1,195 dolar.
Dolar Australia juga jatuh meskipun negara itu mengalami kenaikan suku bunga 50 basis poin pertama berturut-turut, yang juga memperkuat kenaikan suku bunga tercepat sejak 1994.
Pada penutupan perdagangan, dolar Australia turun 1,4 persen menjadi 0,677 dolar AS, setelah diperdagangkan setinggi 0,6895 dolar AS pada hari sebelumnya. Tercatat, dolar Australia sudah mengalami penurunan hampir 7 persen sepanjang tahun ini.
Penguatan dolar juga mendorong yen turun menuju level terendah 24 tahun, sebelum memangkas beberapa penurunan. Yen terakhir di 135,705 per dolar.