JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya menawarkan empat opsi untuk menyelamatkan PT Garuda Indonesia. Soal hal ini, anggota Komisi VI DPR meminta penjelasan secara komprehensif.
Anggota Komisi VI Evita Nursanty berpendapat, opsi yang ditawarkan pemegang saham kepada manajemen BUMN penerbangan itu sulit direalisasikan karena beberapa pertimbangan.
Misalnya, opsi pertama, pemerintah terus mendukung kinerja Garuda melalui pinjaman ekuitas. Dia mencatat, opsi ini akan membuat utang Garuda makin bengkak. Utang Garuda saat ini sebesar Rp70 triliun, yang akan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya.
"Opsi pertama, itu enggak mungkin dilakukan karena utang Garuda akan numpuk terus," kata Evita dalam Rapat Kerja bersama Kementerian BUMN, Kamis (3/6/2021).
Opsi kedua, menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan untuk merestrukturisasi Garuda. Menurut dia, hal ini juga sulit dilakukan. Opsi ketiga, melakukan restrukturisasi Garuda dan mendirikan maskapai nasional baru.
"Ini lebih enggak mungkin lagi. Opsi empat, Garuda akan dilikuidasi dan pihak swasta dibiarkan mengisis kekosongan. Artinya, kita engak punya national flag lagi," ucapnya.