“Saat ini, banyak yang mengadopsi istilah ATM di mana ATM ini sebuah proses amati, teliti dan modifikasi” imbuhnya.
Selain itu, Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, Adrian Wijanarko menilai gen Z memiliki tekanan internal tersendiri di mana banyak kasus menjadi tertekan. Hal itu dikarenakan situasi orang tua telah pensiun, sementara harus juga memikirkan biaya kuliah adiknya.
“Dari sisi tekanan sosial/eksternal, Gen-Z apalagi setelah Covid-19, Gen-Z merasa nasib mereka ke depan menjadi sangat suram, akibat kecemasan/tekanan ekonomi, ketidakpastian ekonomi global juga menambah sumber kecemasan Gen-Z,” ucapnya.
Adrian memaparkan bahwa dampak ekonomi dari ketidakpastian ekonomi global juga menyebabkan tekanan akibat ketersediaan lapangan kerja yang semakin sulit. Bahkan, kecocokan dengan atasan dan rekan kerja dan culture juga turut berpengaruh.
“Gen Z menginginkan pekerjaan yang shortterm maka shortwin atau kecepatan kompensasi setelah proyek berhasil dikerjakan. Pola pengupahan juga harus disesuaikan, karena Gen Z juga ingin memilih sendiri pilihan-pilihan benefit semisal tunjangan kendaraan, komunikasi dan lain sebagainya” kata Adrian.