“Selama satu dekade ke depan, kami yakin Indonesia akan berperan penting dalam upaya dekarbonisasi. Kami sangat senang bergabung dengan tim Suryanesia dalam misi ini, serta turut mendukung upaya mereka dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau untuk Indonesia,” tutur Patrick.
Dia memaparkan, investasi yang diberikan merupakan putaran pembiayaan eksternal pertama Suryanesia, Rheza berharap pendanaan tersebut dapat dialokasikan untuk biaya operasional guna memperluas bisnis sehingga dapat mendorong percepatan pemanfaatan energi hijau di Indonesia.
Suryanesia didirikan pada Agustus 2021, dan bergerak dalam bidang komersial dan industri memberikan kemudahan kepada klien untuk mengakses energi terbarukan.
Dengan menawarkan solusi Solar-as-a-Service, Suryanesia akan membiayai di awal, memasang, mengoperasikan, dan memelihara PLTS atap milik klien, dan energi bersih yang dihasilkan dapat membantu klien menghemat tagihan listrik dan mengurangi emisi karbon. Tanpa perlu adanya investasi awal dari klien, Suryanesia mendapatkan antusiasme yang tinggi dari semua sektor.
Solar-as-a-Service merupakan daya tarik besar untuk klien yang memiliki ruang atap yang luas dan konsumsi listrik yang tinggi, seperti beberapa klien Suryanesia merupakan pemilik mal serta produsen di sektor FMCG, tekstil, farmasi, plastik, barang industri, dan furnitur, dikarenakan mereka dapat menghemat sekitar Rp300-700 juta setiap tahunnya.
Solusi ini juga menarik bagi perusahaan multinasional dan perseroan karena dapat membantu dalam upaya dekarbonisasi untuk memenuhi target keberlanjutan lingkungan.