NEW YORK, iNews.id - Elon Musk kembali melanjutkan kesepakatan untuk membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp668 triliun setelah sempat membatalkan rencana tersebut. Hal ini menimbulkan perdebatan baru mengenai apa yang akan dilakukan orang terkaya dunia itu dengan layanan tersebut jika akhirnya memiliki Twitter.
Musk pada Selasa (4/10/2022) lalu menulis di akunnya bahwa membeli Twitter adalah percepatan untuk membuat X, aplikasi segalanya. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mengutip CNBC International, Musk kemungkinan menyisyaratkan apa yang disebut super apps, yang populer di China dan negara lain di Asia, yang dipelopori oleh raksasa teknologi China, Tencent.
Super apps adalah istilah untuk menggambarkan aplikasi yang sering bertindak sebagai toko serba ada untuk semua kebutuhan seluler. Misalnya, seseorang dapat memesan taksi atau makanan melalui aplikasi dan pada saat yang sama melakukan pembayaran dan pengiriman pesan. Ini menghilangkan kebutuhan untuk memiliki beberapa aplikasi untuk fungsi yang berbeda.
Aplikasi China WeChat yang dijalankan Tencent merupakan super apps terbesar di dunia, dengan lebih dari 1 miliar pengguna. Di WeChat, pengguna dapat mengirim pesan kepada orang lain, melakukan mobile banking, membayar barang secara online atau di toko dengan memindai barcode, bermain game, memposting video, belanja online, dan banyak lagi.
Ketika Musk berbicara tentang aplikasi segalanya, dia mungkin berpikir tentang WeChat. CEO Tesla itu pernah menyatakan kekagumannya terhadap WeChat. Dia menyebut aplikasi itu hebat pada Juni lalu di hadapan karyawan Twitter. Menurutnya, tak ada yang setara WeChat di luar China.
"Saya pikir ada peluang nyata untuk menciptakan itu. Pada dasarnya Anda menggunakan WeChat di China karena sangat berguna dan sangat membantu kehidupan sehari-hari Anda. Dan saya pikir jika kita bisa mencapai itu atau bahkan mendekati itu dengan Twitter, maka akan menjadi sukses besar," katanya, saat itu.
Dia pun ingin setidaknya satu miliar orang menggunakan Twitter. Jumlah itu jauh di atas posisi akhir kuartal II 2022 yang hanya 237,8 juta pengguna.