Selain Unilever dan Coca Cola, beberapa perusahaan AS juga melakukan aksi serupa. Di antaranya Verizon, Ben and Jerry's, Hesheys, dan North Face.
Chief Media Officer Verizon, John Nitti mengatakan, Verizon memiliki kebijakan konten yang ketat dan tidak menolerir pelanggaran. "Kami menghentikan iklan sampai Facebook menemukan solusi yang membuat kami nyaman," kata Nitti.
Verizon diketahui mempunyai anggaran yang besar untuk beriklan di Facebook. Pada Mei 2020, perusahaan telko itu menghabiskan 2 juta dolar AS. Bersama Unilever, Verizon dikabarkan masuk dalam 100 perusahaan terbesar yang beriklan di Facebook.
Perusahaan-perusahaan global tersebut mendukung kampanye 'Stop Hate for Profit' yang diluncurkan oleh NGO pada minggu lalu. Kampanye itu menyerukan agar pengiklan menghentikan sementara iklan di Facebook dan Instagram mulai bulan depan.
Menanggapi hal itu, Founder & CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan, Facebook membuat kebijakan baru di media sosial yang fokus pada verifikasi informasi hingga komitmen melawan ujaran kebencian.
"Kami juga memperkuat kebijakan kami untuk lebih melindungi para imigran, migran, pengungsi, dan para pencari suaka dari iklan yang merendahkan mereka atau menunjukan penghinaan, penolakan, atau rasa jijik kepada mereka," katanya.