LONDON, iNews.id - Raksasa minyak dan gas (migas) asal Inggris, Shell mencatatkan penurunan laba 34 persen pada kuartal III 2023 menjadi 6,2 miliar dolar AS atau setara Rp96,65 triliun. Torehan ini disebabkan menurunnya harga energi diiringi perdagangan gas alam cair (LNG) yang kuat membantu mengimbangi penurunan tajam dalam produksinya.
Mengutip Reuters, meskipun mengalami penurunan laba yang tajam dibandingkan tahun lalu karena turunnya harga minyak dan gas, hal ini masih memungkinkan dewan direksi untuk mengembalikan miliaran dolar kepada investor.
Adapun, Shell juga mengumumkan pembelian kembali atau buyback saham sebesar 3,5 miliar dolar AS selama tiga bulan ke depan, naik dari 2,7 miliar dolar AS pada tiga bulan sebelumnya, dan mempertahankan dividennya tidak berubah pada 0,331 dolar AS per saham.
CEO Shell Wael Sawan mengatakan, Shell lebih memilih untuk membeli kembali saham daripada melakukan akuisisi besar-besaran. Perusahaan telah mengembalikan sekitar 23 miliar dolar AS kepada pemegang saham sepanjang tahun ini dalam bentuk pembelian kembali dan dividen.
Berbeda dengan pesaingnya BP, yang hasil perdagangan gasnya membebani keuntungan kuartalan. Shell mengatakan, pendapatannya didukung oleh hasil perdagangan LNG yang menguntungkan dan lebih tinggi dibandingkan kuartal kedua.
“Kami terus menyederhanakan portofolio kami sambil memberikan nilai lebih dengan emisi lebih sedikit,” ucap Sawan dalam sebuah pernyataan dikutip, Minggu (5/11/2023).