The Fed pada pertemuan pekan depan, diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya hanya seperempat persentase poin minggu depan, turun dari perkiraan sebelumnya 50 basis poin, dan memberikan kenaikan lain dengan ukuran yang sama pada Mei.
Selain itu, turunnya harga minyak juga dipicu gelombang kejut dari keruntuhan Silicon Valley Bank, meskipun sudah ada jaminan dari pemerintah untuk keamanan dana para nasabah.
"Pasar mengantisipasi resesi di masa depan atau bisa jadi satu atau lebih dana harus mengumpulkan uang tunai dan mengurangi risiko pembukuan mereka, karena mereka khawatir tentang likuiditas setelah kegagalan bank," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group. Dia belum pernah mendengar ada dana yang bermasalah.
Penurunan harga minyak juga terjadi menjelang data AS yang diperkirakan menunjukkan perusahaan-perusagaan energi menambahkan sekitar 1,2 juta barel minyak ke stok minyak mentah selama pekan yang berakhir 10 Maret.
American Petroleum Institute (API), sebuah grup industri, akan mempublikasikan data persediaan minyaknya pada Selasa pukul 16.30 waktu setempat dan Badan Informasi Energi AS pada Rabu pada pukul 10.30 waktu setempat.
Sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan permintaan minyak yang lebih tinggi di China, seiring beroperasinya kembali hotel, restoran, dan industri setelah pandemi Covid-19 mereda. Namun, OPEC mempertahankan perkiraannya untuk permintaan minyak dunia meningkat sebesar 2,32 juta barel per hari, atau 2,3 persen, pada tahun 2023.