NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan hari Jumat karena memburuknya sentimen konsumen Amerika Serikat (AS). Namun secara mingguan, harga komoditas tersebut naik 4 persen karena investor mempertimbangkan perkiraan kuatnya permintaan minyak mentah dan bahan bakar pada tahun ini.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 13 sen menjadi 82,62 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 17 sen menjadi 78,54 dolar AS per barel. Brent dan WTI naik hampir 4 persen dalam seminggu sekaligus kenaikan persentase mingguan tertinggi sejak April.
Kedua benchmark tersebut tergelincir setelah survei menunjukkan sentimen konsumen AS melemah pada bulan Juni ke level terendah dalam tujuh bulan.
“Data yang dihasilkan jauh lebih rendah dari perkiraan. Itu berarti rata-rata konsumen tidak yakin bahwa situasi ekonomi membaik," kata Direktur Energi Berjangka di Mizuho, Bob Yawger.
Sementara, Badan Informasi Energi (EIA) AS menaikkan sedikit perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2024, dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap berpegang pada perkiraan pertumbuhan yang relatif kuat sebesar 2,2 juta barel per hari (bph). IEA memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan menjadi di bawah 1 juta barel per hari.