NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah turun pada hari Jumat, tetapi mencatat kenaikan untuk minggu kedua berturut-turut. Kenaikan ini didorong pemangkasan suku bunga Federal Reserve dan penurunan pasokan di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah Brent ditutup turun 39 sen atau 0,52 persen ke 74,49 dolar AS per barel pada hari Jumat. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 3 sen atau 0,4 persen menjadi 71,92 dolar AS per barel.
Mengutip Reuters, tanda-tanda perlambatan ekonomi di konsumen komoditas utama China membuat harga mencapai batas tertinggi. Untuk perdagangan minggu ini, kedua patokan minyak ditutup naik lebih dari 4 persen.
Harga minyak mulai meningkat lebih dari 1 persen pada hari Kamis, sehari setelah keputusan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga setengah poin persentase.
Harga telah pulih setelah Brent jatuh di bawah 69 dolar AS untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada 10 September.
"Pasar menyimpulkan bahwa level di bawah $70 dikombinasikan dengan dana lindung nilai yang memegang rekor keyakinan lemah pada harga minyak mentah dan produk bahan bakar yang lebih tinggi akan membutuhkan resesi untuk dibenarkan, risiko yang dibantu oleh pemotongan suku bunga AS minggu ini," ujar Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen dikutip, Minggu (22/9/2024).
Pemangkasan suku bunga biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi. Namun, sejumlah analis khawatir tentang kelemahan di pasar tenaga kerja AS.
"Pemotongan suku bunga AS telah mendukung sentimen risiko, melemahkan dolar, dan mendukung minyak mentah minggu ini," ucap Analis UBS, Giovanni Staunovo.
"Namun, butuh waktu hingga pemotongan suku bunga mendukung aktivitas ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak," tuturnya.