Baik Brent dan WTI menetap di level tertinggi sejak akhir Oktober di sesi sebelumnya karena para pelaku pasar menilai dampak terhadap pasokan minyak mentah dan minyak bumi dari serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia.
“Risiko pasokan seputar produk olahan Rusia terus memberikan dukungan pada saat pasar bersiap untuk melakukan pengetatan menyusul perpanjangan pemotongan sukarela tambahan dari OPEC+ hingga kuartal kedua 2024,” ucap Analis ING, Warren Patterson dalam sebuah catatan.
Penurunan kapasitas penyulingan Rusia akibat serangan tersebut telah menyebabkan peningkatan ekspor minyak mentah dari negara tersebut. Ekspor minyak dari pelabuhan barat Rusia akan meningkat hampir 260.000 barel per hari pada bulan Maret dibandingkan rencana bulanan awal menjadi 2,22 juta barel per hari, kata mereka.
“Jika gangguan ini berkepanjangan, hal ini pada akhirnya dapat memaksa produsen Rusia mengurangi pasokan jika mereka tidak dapat mengekspor seluruh minyak mentah ini,” ucap Patterson.
Sementara, American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah dan bensin AS turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan meningkat, menurut sumber.