Dipandu oleh Poppy Zeidra yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Acara sekaligus Ketua Departemen CSR HIPMI Bidang V Sinergitas BUMN dan BUMD, acara ini juga akan mematenkan kerja sama bisnis untuk memacu pembangunan pariwisata dan industri penunjangnya.
"Pertemuan ini akan menghasilkan ide kreatif untuk mendorong sustainability, eco-tourism, dan techno-tourism di tanah air melalui pemberdayaan UMKM," tutur Herdy saat menutup diskusi atraktif antara HIPMI dan InJourney.
Sementara itu, Ketua Bidang V Sinergitas BUMN BUMD Mufti A.N Anam mengungkapkan, jaringan keanggotaan HIPMI yang tersebar di berbagai daerah di tanah air hingga mancanegara menjadi potensi besar bagi InJourney untuk memaksimalkan pertumbuhan setiap lini usahanya.
Saat ini InJourney membawahi sejumlah entitas, antara lain PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta PT Sarinah.
InJourney dan Upaya Merajut Potensi Sektor Pariwisata
Pemulihan sektor pariwisata pascapandemi Covid-19 di Indonesia membuka pintu bagi wisatawan mancanegara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisman menembus lebih dari 8,5 juta kunjungan hingga September 2023, alias meningkat 144,57 persen year-on-year (YoY).
Provinsi Bali menjadi pintu masuk utama wisman, yakni mencapai 3,91 juta dan disusul Jakarta 1,41 juta orang. Sementara itu, jumlah wisatawan domestik juga meningkat 12,81 persen YoY.
Adapun tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang juga telah mencapai 53,02 persen. Angka ini tumbuh 3,00 poin secara tahunan, dengan tiga provinsi terbanyak adalah Kalimantan Timur, Bali, dan Banten.
Melalui InJourney, pemerintah berharap industri pariwisata Indonesia akan terus berkembang. Meski sudah rebound pascapandemi, namun terdapat perubahan besar yang terjadi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Pandemi membuat perubahan tren wisata sehingga diperlukan pengembangan pada industri pariwisata.