Sebagai informasi pada tahun 2020 KKP menyalurkan bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan hias sebanyak 50 paket bantuan kepada masyarakat berupa benih, pakan, wadah budidaya, obat-obatan, sarana budidaya seperti instalasi air dan listrik, serta peralatan pendukung lainnya. Untuk tahun 2021 KKP akan kembali menyalurkan paket bantuan budidaya ikan hias sebanyak 150 paket.
“Selain menggenjot dari sisi produksi, hal lain yang perlu didorong ialah pengembangan varian ikan hias yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain turut meningkatkan pendapatan, ke depan hal ini juga akan turut mendongkrak nilai ekspor nasional, terutama untuk komoditas andalan ekspor seperti arwana, koi, cupang, gapi dan manvis” kata Slamet.
Menurut data, sejak 2012-2019 ekspor ikan hias mengalami peningkatan signifikan dari 21 Juta dolar AS menjadi 33 juta dolar AS. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia di antaranya menuju ke China, Amerika, Jepang, UK, Singapura, Hongkong, Taiwan, Korea, Australia dan berbagai negara lain.
“Selain keuntungan ekonomis yang didapatkan, ikan hias juga diyakini dapat menjadi obat stress bagi penikmatnya. Hal ini menjadi penting dalam masa pandemi Covid-19 karena dapat turut menjaga imunitas dan semangat masyarakat dalam menghadapi situasi seperti sekarang” kata Slamet.
Slamet juga mencontohkan beberapa ikan hias seperti ikan cupang, guppy dan koi merupakan beberapa jenis ikan hias yang menanjak penjualannya selama masa pandemi, bahkan bisa memberikan keuntungan fantastis. “Dengan optimalisasi budidaya ikan hias bernilai ekonomis tinggi, diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja dengan peningkatan pendapatan dan nilai tambah di masyarakat” kata Slamet.