Marriott bergabung dengan McDonald's, Starbucks, dan perusahaan lain menuju pintu keluar dalam beberapa pekan terakhir saat perang di Ukraina berlanjut dan sanksi Barat yang bertujuan mengisolasi Rusia secara ekonomi semakin ketat.
Kemarahan publik atas invasi Rusia juga memberi tekanan pada merek-merek Barat untuk menjauhkan diri. Merek hotel menarik perhatian karena termasuk yang paling lambat merespons.
"Proses untuk menangguhkan operasi di pasar tempat Marriott telah beroperasi selama 25 tahun itu rumit," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Marriott tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang keluarnya mereka dari Rusia.
Sebelumnya, aset produsen mobil asal Prancis, Renault di Rusia dinasionalisasi, sementara McDonald's menjual restorannya yang di antaranya banyak dimiliki langsung oleh perusahaan kepada pemegang waralaba yang sudah ada.