Adapun, nilai transaksi atas akuisisi aset BUMN Karya itu mencapai Rp20,5 triliun. Tiko memastikan anggaran tersebut diperuntukkan untuk pembangunan aset Hutama Karya yang baru.
"Iya (akuisisi) ini sebenarnya strategi kita di tol asset recycle ya, jadi memang dilihat dari resiko jalan tol ini kan risiko terbesar itu proses pembangunan," tuturnya.
Kementerian BUMN, lanjut Tiko, dalam lima tahun terakhir meminta BUMN Karya terus memperkuat pembangunan jalan tol. Setelah proses pembangunan selesai, pemegang saham lantas melaksanakan asset recycle yang merupakan strategi bisnis jangka panjang.
"Karena itu dalam pembangunan lima tahun terakhir kita mendorong HK dan Waskita terus melakukan pembangunan, tapi setelah itu kita melakukan asset recycle," ucapnya.