Namun, biaya energi membaik pada semester 2 tahun 2022 karena perseroan berhasil mendapatkan batu bara domestic market obligation (DMO) sebesar 60 persen dari total kebutuhan semester 2 tahun lalu.
Per Desember 2022, total nilai aset INTP tercatat sebesar Rp25,70 triliun, turun 1,64 persen dari posisi Desember 2021 yang sebesar Rp26,13 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp6,13 triliun dan ekuitas sebesar Rp19,56 triliun.
Lebih lanjut, terkait kinerja di tahun 2023 ini perseroan akan terus mendorong semen atau beton hijau untuk proyek-proyek infrastruktur dan komersial termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Indocement juga akan fokus untuk memperluas strategi keberlanjutan, saluran distribusi, dan proses digitalisasi atau otomasi termasuk peluang untuk bersinergi lebih lanjut demi peningkatan pangsa pasar.