Pada tahun 2018, nilai perdagangan meningkat 20 persen menjadi 1,980 miliar dolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 95,3 persen.
Tahun 2019, terjadi peningkatan sebesar 16 persen pada nilai perdagangan Indonesia-Bangladesh menjadi sebesar 2,010 miliar dolar AS dengan surplus 95,0 persen bagi Indonesia.
Menilik ke belakang pada periode tahun 2016 hingga 2019, neraca perdagangan Indonesia dan Bangladesh menunjukkan kenaikan secara konsisten.
Hal tersebut digunakan sebagai dasar bagi Pemerintah Bangladesh untuk menempatkan Indonesia sebagai mitra dagang ke-6 terbesar setelah Tiongkok (RRT), India, Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.
Sebaliknya, dari catatan Kementerian Perdagangan, Bangladesh selalu menjadi salah satu dari 20 negara mitra dagang terbesar Indonesia selama 5 tahun terakhir ini.
Meskipun begitu, pada tahun 2020-2021 saat dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19, angka perdagangan Indonesia-Bangladesh menjadi lesu dan mengalami penurunan hingga minus 12,4 persen.
Namun seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan KBRI Dhaka, dapat dicapai kesepakatan dagang dengan para pengusaha Bangladesh yang akan direalisasikan pada 2023.