“Di atas segalanya, kami percaya bahwa harga CPO akan tetap pada tingkat yang tinggi ke depan, mengingat ketidakpastian output pada biji minyak utama (seperti kedelai, jagung, rapeseed dan biji bunga matahari) baik karena ketegangan geopolitik atau cuaca yang tidak menguntungkan,” ujar ungkap Datuk Zuraida.
Dia mengatakan, meski Indonesia akan melanjutkan ekspor minyak sawitnya pada Senin (23/5/2922), hal itu tak akan mengganggu daya saing Malaysia di pasar CPO dunia. Pasalnya, harga minyak sawit di pasar domestik Indonesia belum turun ke harga pasar yang diinginkan. Sementara, pencabutan larangan ekspor CPO Indonesia berpotensi mengakibatkan terulangnya kekurangan pasokan CPO di dalam negeri.
Terkait dengan itu, Datuk Zuraida mengimbau semua petani kelapa sawit Malaysia untuk bergandengan tangan membantu membuat kampanye Minyak Sawit Malaysia Penuh Kebaikan, untuk melawan berbagai mis-persepsi tentang minyak sawit Malaysia.