Saat mengetahui ada hidangan nasi tutug, Budi meracik resepnya sendiri bersama dengan sang istri. Meski tidak langsung berhasil, dia dan istrinya terus mencoba hingga cita rasa yang dihasilkan dinilai sudah pas. Setelah sukses dengan resep buatannya, Budi membuka usahanya dengan berjualan melalui aplikasi penyedia layanan pesan makanan.
Setelah penjualan melalui online semakin meningkat, dia pun berhasil membuka gerai fisik pertamanya di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Selain Nasi Tutug Oncom, Budi juga menjajakan menu lain yaitu Nasi Cikur yang berbahan dasar kencur, juga menu pendamping lainnya seperti ayam dan bebek goreng, ikan gurame, udang, tahu, tempe dan lainnya.
Omzetnya di awal-awal memulai usaha hanya sekitar Rp500.000 hingga Rp600.000. Namun, dia merasa bersyukur karena kerja kerasnya tetap membuahkan hasil meski dinilai banyak orang hasil tersebut belum lah besar.
Dalam menjalankan usahanya, Budi sangat menikmati prosesnya, dari awalnya hanya berjualan melalui platform online, kemudian terus mengalami peningkatan. Saat ini, Budi dapat mengantongi omzet hingga Rp2 juta dalam sehari.
Perjalanannya dalam membangun usaha tak selamanya mulus, dia pernah merasa kalau keuntungan yang didapatkannya tidak seberapa meski penjualannya terus naik. Dia pun memutuskan untuk menambah ilmu dan pengalamannya untuk lebih meningkatkan bisnisnya.
Budi mendapat tawaran beasiswa kuliner dari salah satu platform. Melalui beasiswa tersebut, Budi menyadari bahwa selama ini dia menggunakan bahan baku dengan harga yang terlalu tinggi. Akhirnya, dia mulai menggunakan bahan baku dengan harga lebih rendah namun tetap berkualitas tinggi.
Usai mengganti strateginya tersebut, keuntungan yang dia dapat perlahan mulai meningkat. Budi pun membuka cabang ke-2, namun sayang, gerai tersebut harus tutup walau baru beroperasi tiga bulan.
Dia pun terus belajar dan menambah wawasan bisnisnya untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dia ingin semakin memperluas bisnisnya, serta bekerja sama dengan banyak pihak.