MOSKOW, iNews.id - Pemerintah Rusia mengatakan telah meningkatkan pengeluaran darurat sebesar 273,4 miliar rubel (3,52 miliar dolar AS) atau setara Rp50,554 triliun. Pengeluaran darurat yang dialokasikan dari dana cadangan itu, untuk menjaga stabilitas ekonomi terkait dampak sanksi Barat ke Rusia.
Sanksi Barat ke Rusia, yang dijatuhkan setelah negara beruang merah itu melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, telah memutuskan koneksi Rusia dari sistem keuangan dan rantai pasokan global.
Negara-negara Barat juga bergerak lebih dekat ke larangan total pembelian energi (minyak dan gas) dari Rusia untuk mmbuat negara itu kehilangan sumber pendapatan terbesarnya.
Pemerintah Rusia telah menjanjikan lebih dari 1 triliun rubel untuk dukungan anti-krisis terhadap bisnis, tunjangan sosial keluarga dengan anak-anak, yang akan dialokasikan dari semua pendapatan yang masuk tahun ini, sehingga tidak akan ada surplus anggaran.
"Dana itu antara lain akan digunakan untuk melaksanakan langkah-langkah yang bertujuan untuk memastikan stabilitas ekonomi terkait dengan sanksi Barat," bunyi pernyataan Kremlin, seperti dikutip Reuters, Minggu (10/4/2022).