JAKARTA, iNews.id - SPBU Vivo belakangan ini ramai diperbincangkan karena menjual BBM jenis termurah dengan harga Rp8.900 per liter atau lebih murah dibandingkan Pertalite. Masyarakat berbondong-bondong membeli BBM jenis Revvo 89 tersebut setelah harga Pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter.
Jaringan SPBU Vivo berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi yang resmi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017 lalu.
PT Vivo Energy Indonesia merupakan perusahaan energi yang menyalurkan BBM di dalam negeri. Vivo menjadi perbincangan karena menawarkan harga BBM yang lebih murah dari yang dijual Pertamina.
Untuk diketahui, Vivo Energy pertama kali membuka SPBU di Jalan Raya Cilangkap, RT007 RW003, Jakarta Timur pada 2017 silam.
Saat itu, SPBU Vivo banyak menggantikan lokasi-lokasi yang dulunya ditempati oleh SPBU Total yang tutup. Awalnya, perusahaan ini bernama PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), namun kemudian berganti menjadi PT Vivo Energy Indonesia.
Meski namanya hampir serupa dengan merek ponsel asal China, secara kepemilikan, perusahaan penyalur BBM ini sejatinya masih terafiliasi dengan Vitol Group, raksasa minyak yang berbasis di Swiss.
Dikutip dari laman resminya, Vitol Group awalnya didirikan di Rotterdam pada 1966. Perusahaan ini juga mengembangkan jaringan SPBU di Belanda, Singapura, Inggris, Australia, dan beberapa negara di Afrika.
Vitol Group bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar secara global. Pada tahun 2021 lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar 279 miliar dolar AS.
Dengan jaringan di lebih dari 40 negara, di tahun 2020, perusahaan multinasional ini memperdagangkan 367 juta ton minyak mentah dan produk turunannya.