JAKARTA, iNews.id – Maukah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN)? Delapan dari 10 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementerian yang kami tanya secara spontan ternyata menjawab: Tidak!
Survei acak ini seolah menegaskan fenomena yang terjadi saat ini terkait rencana perpindahan ASN ke Kalimantan. Banyak aparatur negara resah ketika tahu bakal ‘dipaksa’ hijrah. Mengapa mereka cenderung enggan dipindah? Bukankah isi kantong akan lebih mewah lantaran gaji plus insentif digerojokkan pemerintah?
Melinda menyeruput kopinya dalam-dalam. Segelas cappucino di cangkir putih itu tinggal menyisakan setengah. “Gue mah ogah. Kalau bisa memilih, tak mau saya disuruh ke sana. Panas, jauh,” katanya. Nada bicara perempuan lulusan fakultas hukum salah satu kampus negeri di Jawa Timur itu mulai meninggi.
“Emang kalau insentif dinaikin, gaji ditambah kita sudah pasti enak? Lha kalau di sana ribet. Mau pulang juga keluar ongkos lagi,” ucapnya. Melinda (bukan nama sebenarnya) adalah ASN salah satu kementerian yang berkantor di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Dia sengaja meminta namanya tak ditulis asli lantara menganggap pendapatnya urusan terkait IKN ‘sensitif’. Di salah satu kafe kopi kawasan Bintaro, Kamis (30/5/2024) malam lalu, staf biro kepegawaian itu mencurahkan isi hatinya. Soal IKN, tak sedikit pun ibu kota baru itu menarik hatinya.
“Bukan cuma gue. Hampir semua dah (teman-teman di kantor), males ke sana,” ucap ASN kelahiran Jakarta yang tinggal di Bekasi ini.
Melinda bukan satu-satunya. Rendy (juga bukan nama sebenarnya), mengungkapkan hal senada. Dia juga tak setuju bila harus menghuni IKN. Alasannya ringkas tapi tajam.
"Tidak setuju, karena akan memakan biaya yang banyak untuk saya yang sudah berkeluarga, pindah sekolah baru untuk anak-anak, sewa rumah tempat tinggal, istri juga bekerja, meninggalkan keluarga yang kebanyakan ada di Jakarta,” ujarnya dalam perbincangan via whatsapp.
“Di IKN juga belum tahu akses fasilitas pendidikan dan kesehatannya seperti apa," kata ASN salah satu kementerian di kawasan Senayan ini.
Isi hati Melinda maupun Rendy seperti menggambarkan relung jiwa kebanyakan ASN terkait IKN sekarang ini. Dari sekian pegawai yang kami wawancarai, sebagian besar menyiratkan hal sama. Mereka tak sudi bila harus pindah ke Kalimantan.
Tidak semua menolak mentah-mentah. Ada juga yang bersikap moderat. Sebut saja Nirmala, ASN salah satu kementerian di kawasan Lapangan Banteng. Dia berpandangan tinggal di IKN akan menjadi kontribusi untuk mengurangi kepadatan Jakarta.
Klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>