Emas kembali melambung pada Oktober 2023, saat meletusnya perang Timur Tengah pada 7 Oktober dan harga emas pun langsung terbang 1,6 persen pada 9 Oktober 2023. Harga emas melambung 3,4 persen pada 13 Oktober atau kenaikan terbesar sehari terbesar sejak 17 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir. Harga emas juga kembali memasuki level 1.900 dolar AS per troy ons.
Hingga akhirnya pada awal Desember 2023, harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa yaitu 2.075,09 dolar AS. Harga emas menguat ke level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat setelah The Fed mengisyaratkan akan mulai menurunkan suku bunga.
Untuk harga emas Antam, pada 1 Januari 2023 di level Rp1.026.000 per gram. Kenaikan harga hingga akhir Juni tidak terlalu signifikan. Baru mulai bulan Juli 2023, harga emas naik ke Rp1.049.000 dan konsisten hingga per 25 Desember 2023 di level Rp1.132.000.
Puncak kenaikan harga emas Antam sendiri berada di Senin, 4 Desember 2023 yaitu di level Rp1.145.000 per gram.
Perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Belanda, ING Group menyampaikan dalam sebuah laporan bahwa kenaikan emas yang terlihat pada tahun 2023 yang dipicu oleh risiko dan ketidakpastian geopolitik diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2024.
ING menyebut, para ekonomnya memperkirakan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada Mei 2024. Mereka memperkirakan total penurunan suku bunga sebesar 150 bps pada tahun depan, dan selanjutnya sebesar 100 bps pada awal tahun 2025. Laporan ING mengatakan penurunan suku bunga ini akan mendukung emas pada tahun 2024.
"Kami memperkirakan harga emas akan mencapai titik tertinggi baru tahun depan dan rata-rata 2,100 dolar AS/z pada kuartal keempat, dengan rata-rata tahun 2024 sebesar 2,031 dolar AS/oz dengan asumsi bahwa The Fed mulai menurunkan suku bunga pada kuartal kedua tahun depan, dolar melemah, permintaan aset safe-haven terus berlanjut di tengah ketidakpastian perekonomian global dan pembelian oleh bank sentral masih tetap tinggi," tulis ING.
Menurut ING, risiko penurunan berkisar pada kebijakan moneter AS dan kekuatan dolar. Sementara itu, ketidakstabilan geopolitik menawarkan risiko positif bagi pasar emas pada tahun 2024.