Pemanfaatan limbah biomassa dapat mengurangi emisi metana yang disebabkan oleh degradasi limbah biomassa itu sendiri. Biomassa ini dapat diperoleh dari beragam bahan baku, seperti limbah hutan, perkebunan, atau pertanian.
Dadan menjelaskan, pemanfaatan sampah biomassa akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Adapun 10 juta ton sampah biomassa per tahun yang dibutuhkan untuk mengejar target bauran EBT sumbernya sudah tersedia saat ini.
"Kalau dihitung limbah dari bahan pertanian saja, persediaannya sudah lebih dari cukup. Kami mencari cara bagaimana ini masuk karena barangnya sudah ada," ungkap Dadan.
Berdasarkan informasi laman resmi Kementerian ESDM, hasil pemetaan Direktorat Jenderal EBTKE mengungkapkan limbah dari hutan memiliki potensi sebesar 991.000 ton (eksisting), serbuk gergaji 2,4 juta ton, serpihan katu 789.000 ton, cangkang sawit 12,8 juta ton, sekam padi 10 juta ton, tandan buah kosong 47,1 juta ton, dan sampah rumah tangga 68,5 juta ton.
Namun dari sisi harga, lanjutnya, harga listrik yang dihasilkan dari biomassa dan batu bara tidak bisa dibandingkan setara karena harga batu bara dibatasi (cap). Oleh sebab itu, harga listrik yang dihasilkan dari biomassa tentu akan lebih mahal dibandingkan dengan PLTU.