Proyek ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional, karena akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebanyak 100.000 barel per hari. Sehingga kapasitas pengolahan menjadi 360.000 barel per hari.
Lebih lanjut, Arifin memastikan bahwa September 2025 adalah tenggat waktu terakhir untuk penyelesaian proyek RDMP Balikpapan, karena apabila penyelesaiannya molor akan menimbulkan kerugian.
"Kita tidak mau proyek ini terlambat, sehingga output yang sudah kita targetkan jadi mundur. Kalau additional income, efisiensi bisa kita lakukan. Kalau terlambat kan kita loss," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa penyelesaian proyek RDMP Balikpapan masih on track untuk rampung pada September tahun depan, karena progress sekarang sudah mencapai 91,6 persen, dan target hingga akhir tahun meningkat menjadi 96 persen.
"Masih ada 8,4 persen lagi sampai operational acceptance September 2025. Itu yang secara kontraktual, kita masih punya waktu sampai September 2025 untuk menyelesaikan sampai 100 persen," kata dia.