Namun pada 1996, Chandra harus menelan pil pahit karena usaha yang dirintis ayahnya gulung tikar dikarenakan terlilit utang bank. Hal itu, semakin diperparah dengan utang ibunya senilai Rp400 juta lantaran ditipu oleh mitra bisnis.
Ayahnya pun terpaksa menjual rumah dan toko untuk membayar utang ke bank, dan keluarga mereka terpaksa harus mengontrak rumah. Sayangnya, hasil penjualan rumah dan toko tersebut belum bisa melunasi seluruh utang.
Chandra lalu memutuskan untuk menjadi guru les privat dari rumah ke rumah untuk menambah uang saku dan membayar uang kuliah. Kala itu, Chandra mulai berkenalan dengan dunia direct selling/penjualan di KK Indonesia, salah satu perusahaan multinasional terbesar di Indonesia, yang bergerak di bidang distributor produk-produk kecantikan dan kesehatan berbasis di Thailand. .
Dia pun menekuni bisnis ini dengan menjadi reseller KK Indonesia. Berkat keuletannya, Chandra berhasil mencapai posisi Diamond Star Director di KK Indonesia. Ia menggapai jenjang karier tertinggi sebagai Crown Star Director di Juli 2000.
Setelah melalui perjuangan sekitar 5 tahun, Chandra akhirnya berhasil menyelesaikan semua utang orang tuanya pada tahun 2003. Bagi Chandra, KK Indonesia menjadi cikal bakal langkahnya dalam dunia usaha. Saat ini, Chandra tercatat sebagai salah satu Co-Founder dari 10 orang pendiri KK Indonesia.