Saat kontraknya berakhir setelah bekerja selama 4 tahun di sana, dia kembali ke Jakarta. Karena belum mendapat kerja selama 3 bulan, dia dengan modal Rp3 juta membuka warung tenda, yang khusus menjual steak pada 1992 di Jakarta Selatan.
Abu membuka warung makannya mulai pukul 18.00 hingga 24.00. Pilihannya tak salah, bisnis steak warung tendanya disukai dan makin populer. Akhirnya Abu pindah ke beberapa tempat.
Pada 2005, dia membuka cabang kedua di kelapa Gading, Jakarta Utara. Setahun kemudian, cabang baru kembali dibuka di Pluit, dan gerai lainnya dibuka di beberapa daerah di Jabodetabek. Hingga tahun lalu, Abuba Steak telah memiliki 30 cabang.
Dia juga berinovasi untuk menyajikan makanan yang lebih modern. Menu yang ditawarkan juga tidak lagi membidik konsumen kelas menengah ke bawah. Abu mulai berinovasi menghasilkan menu daging berkualitas tinggi serta restoran-restoran dengan desain modern.