Sementara gerobak yang dipakai untuknya berjualan menggunakan gerobak lama dan peralatan jualan yang dimiliki orang tuanya dulu.
"Gerobak sudah ada saat saya belum ke Malaysia. Sudah ada sejak orang tua saya jualan sampai saya hijrah ke Malaysia," ujarnya.
Setelah cukup lama berjualan di gerobak, dia kemudian mulai membuka restoran canai pada Maret 2005 di Jalan Teuku Umar Seutui, NAD. Menu andalan di restoran ini, yakni canai tari, canai telur, canai durian, canai pisang, dan teh tarik. Namun selain itu, mereka juga menjual menu lain, di antaranya nasi briyani, mi goreng, dan aneka jus.
Dari modal Rp100.000, kini dia memiliki 2 cabang restoran canang dengan sekitar 22 karyawan. Tommy yang pertama mengenalkan teh tarik di Aceh ini mengatakan, nama Canai Mamak KL memiliki sejarah.
"Saya belajar sama orang India terus terinspirasi kalau kita buat satu restoran di sini namanya Canai Mamak. Artinya Canai itu produk, Mamak itu India Muslim. Itulah sejarahnya," tutur Tommy.