Mulai dari perusahaan asal Korea Selatan LG, dan CATL perusahaan asal China yang akan membangun ekosistem nikel mulai dari mining (penambangan), pembangunan smelter, prekusor, katoda, baterai sel hingga mobil listrik.
Hal tersebut memberikan nilai tambah untuk pendapatan nikel, jika sebelum dilakukan hilirasi atau hanya melakukan ekspor nikel negara hanya mendapatkan 3,4 miliar dolar AS pada tahun 2018, maka ditahun 2021 angkanya naik menjadi 20,5 miliar dolar AS.
"Tahun 2022, saya target bisa mencapai 30 miliar dolar AS supaya naik menjadi 10 kali lipat," ungkap Bahlil.