Setelah kedua belah pihak menandatangani kesepakatan, Musk menuduh Twitter berbohong tentang jumlah akun spam dan bot di platformnya dan menolak mengakses informasi tentang penanganan mereka atas akun ini. Musk secara resmi mengatakan dia ingin mengakhiri kesepakatan awal bulan ini, dan Twitter menggugatnya di Pengadilan Negeri Delaware untuk memaksanya menyelesaikan kesepakatan itu.
Kuasa hukum Musk mengajukan gugatan balik di pengadilan Delaware pada hari Jumat dan salinannya tidak tersedia untuk umum. Hakim yang memutuskan kasus tersebut, Kanselir Kathaleen St. J. McCormick, pada Kamis malam mengeluarkan perintah yang menetapkan jadwal termasuk persidangan lima hari yang dimulai pada 17 Oktober 2022.