JAKARTA, iNews.id - Kondisi makro ekonomi Indonesia yang stabil pascapandemi Covid-19 menjadi momentum pertumbuhan sektor properti dalam negeri. Hal itu, terlihat dari beberapa indikator, antara lain Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada Triwulan I 2023 tercatat NPI surplus 6,5 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan 4,7 miliar dolar AS pada Triwulan IV 2022.
Sedangkan untuk SBT penyaluran kredit baru tercatat sebesar 63,7 persen di triwulan I 2023, dan mencapai 94 persen pada triwulan II 2023.
BI juga mencatat pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, termasuk properti, kecuali kredit investasi yang sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.
“Sejak bulan Januari 2023 pasar properti kita mulai bergeliat. Saya optimistis pertumbuhan akan lebih tinggi hingga akhir tahun, apalagi situasi kondusif ini ditopang tren pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 5 persen,” kata CEO Lippo Karawaci, John Riady, Senin (24/7/2023).
Dia menjelaskan, optimisme itu didasarkan pada kondisi makro ekonomi Indonesia yang tetap stabil di tengah perlambatan ekonomi global. Apalagi rumah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.