Belajar dari Covid-19, imbuh Budi, pandemi telah menimbulkan dampak yang tidak sedikit terutama di sektor kesehatan dan ekonomi. Hal lainnya, pandemi juga memiliki siklus yang sangat panjang, puluhan bahkan
ratusan tahun.
Siklus panjang ini tentunya membutuhkan pembiayaan yang besar, yang mana setiap negara memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Karenanya diperlukan pembiayaan inovatif untuk mengisi kesenjangan.
"Celah yang besar ini direspons dengan menginisiasi pembentukan Dana Respons Covid-19 ASEAN, tak lama setelah pandemi terjadi," kata Budi.
Dana tersebut memberikan dukungan pembiayaan kepada Negara Anggota ASEAN dalam deteksi, pengendalian, dan pencegahan penularan COVID-19. Dana tersebut juga digunakan untuk meningkatkan keselamatan profesional medis, petugas kesehatan, pekerja garis depan, dan populasi yang lebih luas dari Negara Anggota ASEAN.
Sebagai tindaklanjut dari Dana Respons Covid-19 ASEAN dan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Lainnya serta Penyakit Baru, dalam pertemuan lintas sektor tersebut, Menkeu dan Menkes ASEAN juga menyampaikan gagasan untuk menetapkan dan mengonsolidasikan dana kesehatan dari sektor publik, sektor swasta, maupun filantropi dalam satu wadah bernama One Health Care Fund.
One Health Care Fund akan digunakan untuk dana darurat Penggunaan dana One Health Care tersebut akan dilanjutkan di tahun 2024 dipandu oleh Laos yang mengasumsikan Kepemimpinan ASEAN.
Menkes Budi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Keuangan yang telah menginisiasi pertemuan lintas sektor hari ini yang sekaligus menandai tonggak sejarah lain dalam mewujudkan visi ASEAN dalam memperkuat arsitektur Kesehatan Kawasan dalam menghadapi keadaan darurat kesehatan masyarakat dan penyakit darurat Dana ASEAN.