Benih lele mutiara Ahmad dipasarkan hingga Depok, Bogor, dan Bekasi. Di luar itu, produknya juga diminati para mitra petani lele yang ada di Sumurgede dan desa-desa sekitarnya.
Kiprah Ahmad dalam budi daya lele mutiara di desanya kini telah mendapat pengakuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. Akhir 2020, dia berhasil mengantongi sertifikat cara pembenihan ikan yang baik dari KKP.
Berikutnya, pada tahun lalu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menetapkan Desa Sumurgede sebagai Kampung Lele Mutiara. Keputusan sang bupati muncul setelah melihat sendiri besarnya peluang pasar dari brand ikan baru yang diperkenalkan Ahmad ke desa tersebut.
Ahmad juga dipercaya untuk mengetuai kelompok petani lele di Sumurgede. Anggotanya saat ini berjumlah 62 orang. Tidak seperti Ahmad yang fokus pada pembenihan, para petani umumnya bergerak di segmen pembesaran.
Ke depan, Ahmad berharap bisa memberdayakan lebih banyak lagi warga di kampungnya lewat budi daya ikan lele. Dia membayangkan suatu saat Sumurgede menjelma menjadi desa wisata lele. Jika impian itu terwujud, angka pengangguran di kampung halamannya tentu bisa berkurang.
“Saya pengen bangun kampung wisata lele. Karena saya tahu, ada banyak pengangguran di desa-desa. Saya ingin mereka diberdayakan,” ucapnya.
Dia juga ingin agar kaum perempuan di desanya bisa ikut “meraup cuan” dari lele. Caranya yaitu dengan melibatkan mereka untuk mengolah ikan tersebut menjadi beragam produk bernilai tambah.
Bahkan, saat ini dia dan istrinya sudah mulai menjajal usaha berbagai produk olahan berbahan baku lele. Beberapa di antaranya berupa bakso lele, nugget lele, sosis lele, dan otak-otak lele. Selain itu, ada juga keripik kulit lele, abon lele, keripik sirip lele, cheesce stick lele, dendeng lele, dan sebagainya.