Dia mengungkapkan, membeli minyak langsung dari rusia tentu harganya murah, tapi hal ini bisa memicu protes negara-negara anggota G-20 yang sebagian besar adalah sekutu AS dan pro kepada Ukraina.
Protes tersebut bahkan bisa merembet pada batalnya kunjungan para pemimpin negara Barat di Konferensi Tingkat Tinggi (KKT) G-20, di Bali, pada November 2022.
"Negara-negara Barat akan menganggap Indonesia berpihak terhadap Rusia, jika kita jadi membeli minyak mentah mereka," kata Bhima.
Tak hanya itu, lanjutnya, ada potensi Indonesia akan dituduh membiayai perang Rusia ke Ukraina jika Indonesia tetap membeli minyak mentah dari Rusia.
"Jadi memang harus ditimbang dulu manfaatnya jangan sampai membeli minyak dari Rusia artinya mendanai perang yang terjadi di Ukraina itu risikonya dan Indonesia tidak dikenal sebagai negara bebas aktif lagi," tutur Bhima.