"Kelompok elite baru ini memperkuat status sosialnya lewat pengetahuan dan membangun modal budaya, termasuk kebiasaannya dalam menghabiskan sesuatu. Mereka menghindari gaya hidup materialisme dan berinvestasi lebih banyak pada pendidikan, pensiun, dan kesehatan, yang tentu immateriel, dan lebih mahal dari tas apapun yang mampu dibeli kelas menengah," tutur Elizabeth.
Belanja barang-barang imateriel ini dinilai akan semakin mempercepat mobilitas sosial orang-orang super kaya untuk meninggalkan kelas menengah. Gaya konsumsi ini, kata dia, diabaikan oleh kelas menengah sehingga menjadi eksklusif dan mewah bagi orang-orang super kaya.
"Menunjukkan pengetahuan seperti merujuk pada artikel New Yorker, menunjukkan modal budaya ini, memberikan seseorang untuk menapaki tangga sosial dan membuat koneksi. Pendeknya, konsumsi barang imateriel mempercepat mobilitas sosial," tulis Elizabeth.
Salah satu bentuk konsumsi kelas super kaya ini yaitu orang tua membelikan perawatan kesehatan penuh pada anak-anak mereka, mengajak mereka pada perjalanan ke Galapagos, dan yang paling penting membekali mereka dengan pendidikan, mulai dari tingkat prasekolah hingga kampus.
Pada 2014, 1 persen orang kaya AS menghabiskan 860 persen biaya pendidikan lebih banyak dari rata-rata pengeluaran masyarakat AS untuk pos yang sama. Mereka, kata Elizabeth, memberikan investasi besar bagi pendidikan untuk memastikan anak-anak mereka akan sukses dan memiliki koneksi yang luas.