Adapun kegiatan usaha JIIPE terdiri dari produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, riset, ekonomi digital, pengembangan teknologi, dan pengembangan energi dengan didukung industri 4.0.
Kawasan JIIPE memiliki luas total 3.000 hektare ini, terdiri dari pengembangan kawasan industri seluas 1.761 hektare dan pelabuhan seluas 406 hektare dimana kedua area tersebut merupakan Kawasan Ekonomi Khusus dengan didukung kawasan residensial seluas 800 hektare.
Terdapat berbagai kluster di JIIPE, yaitu metal, electronic, chemical, energy, support dan logistic yang berorientasi ekspor. Kawasan ini terintegrasi dengan pelabuhan laut dalam memiliki fasilitas dermaga multipurpose seluas 500X50 meter, dengan panjang dermaga 1.000m dan didukung kedalaman laut hingga -14 LWS, pelabuhan JIIPE memiliki kemampuan untuk menampung kapal hingga 100ribu DWT.
Arief menjelaskan, Kawasan JIIPE tidak hanya terintegrasi dengan pelabuhan, tapi juga adanya akses tol, yaitu tol Surabaya-Manyar dan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) yang saat ini dalam tahap penyelesaian ruas Bunder-Manyar yang nantinya ruas Tol KLBM akan terintegrasi dengan Tol Trans Jawa dan memiliki akses langsung dari kawasan.
“Jarak JIIPE ke pintu tol Surabaya-Manyar hanya tiga kilometer yang terhubung dengan jalan provinsi yang dikenal dengan jalan Daendels,” ujar Arief.
Dia mengungkapkan, sejauh ini Pelindo telah memfasilitasi pembongkaran di pelabuhan untuk keperluan industri di JIIPE. Pada September 2023, trailer kaki seribu (multi axle trailer) dioperasikan untuk mengangkut perlengkapan dan peralatan seberat 325 ton yang akan dipasang di pabrik pemurnian logam PT Freeport Indonesia di KEK Gresik.