MALANG, iNews.id - Pengusaha hotel mengaku bebannya makin berat sejak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Bahkan sebagian pengusaha hotel mengaku sudah kehabisan tabungan untuk bisa bertahan menjalankan bisnisnya karena okupansi hotel anjlok.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Dwi Cahyono mengatakan, dari laporan 780-an anggota PHRI di Jawa Timur, okupansi hotel mereka mayoritas kurang dari 10 persen.
"PPKM darurat itu sebetulnya okupansi sudah di bawah 10 persen, jadi sudah jatuh. Ini ada perpanjangan (PPKM darurat) lagi ya kita bilang sudah lempar handuk," kata dia saat ditemui pada Minggu (25/7/2021).
Bahkan diakui Dwi, ada yang okupansinya kurang dari 5 persen. Hal ini berdampak dengan operasional hotel yang menjadi sangat sulit. Akibatnya, ada beberapa kebutuhan operasional yang terpaksa dikurangi, salah satunya perumahan dan pengurangan tenaga kerja.
"Lebih dari 50 persen hotel dan restoran di Jawa Timur merumahkan (pekerjanya). Kalau tidak, itu ya tidak bangkit lagi, yang penting kita bisa bertahan," ujar Dwi.