Pengusaha Muda Afghanistan Ini Ubah Aplikasi e-Commerce untuk Distribusikan Bantuan Kemanusiaan

Jeanny Aipassa
Nasrat Khalid, pengusaha muda Afghanistan yang membangun platform e-commerce bernama Aseel. (Foto: Istimewa)

Sebulan terakhir, ketika situasi di Afghanistan semakin mencekam dan banyak warga tak dapat memenuhi kebutuhan makanan, Nasrat Khalid memutuskan mengubah platform e-commerce buatannya itu untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan bagi warga Afghanistan melalui jalur perbatasan Pakistan.  

Nasrat Khalid mengubah situs webnya untuk memungkinkan orang-orang di seluruh dunia menyumbangkan paket bantuan kemanusiaan kepada warga yang masih bertahan di Kabul, Ibukota Afghanistan.

Dia mengubah Aseel menjadi aplikasi yang membantu mendistribusikan bantuan seperti popok, susu formula, makanan, pakaian, dan tenda kepada orang-orang yang membutuhkan. 

“Bayi-bayi itu membutuhkan susu formula sekarang. Jika kita menunggu program bantuan kemanusiaan yang besar, mungkin memakan waktu hingga enam bulan, dan itu akan menelan korban jiwa,” kata Nasrat Khalid, seperti dikutip Al-Jazeera, Jumat (27/8/2021). 

Khalid dan 20 rekannya memperbarui aplikasi dan platform Aseel sehingga siapa pun di seluruh dunia dapat menggunakannya untuk menyumbangkan paket bantuan darurat kepada warga Afghanistan yang membutuhkan. Dia juga merekrut sukarelawan komunitas untuk membantu langsung mendistribusikan paket dan membangun kemitraan dengan donor lain.

Sejauh ini, perusahaan telah mendistribusikan lebih dari 3.000 paket makanan dan tenda darurat di Kabul, termasuk perlengkapan pertolongan pertama dan kebersihan wanita, pakaian, popok dan susu formula. 

Aseel kini berupaya memperluas layanannya ke provinsi lain. Namun pekerjaan tersebut bukannya tanpa resiko. Beberapa anggota tim Aseel telah meninggalkan negara itu karena masalah keamanan, dan perusahaan telah mengambil tindakan untuk menyembunyikan identitas karyawannya. 

Para pekerja wanita perusahaan saat ini sedang mengkoordinir bantuan dari rumah mereka, karena Taliban tidak mengizinkan wanita pergi bekerja. "Karyawan wanita tidak diizinkan pergi bekerja secara langsung, jadi kami bekerja dari jarak jauh,” ujar seorang karyawan wanita Aseel, yang menolak disebut identitasnya. 

Nasrat Khalid berharap Taliban melihat pekerjaan perusahaan itu apa adanya, yakni mendistribusikian bantuan kemanusiaan di saat krisis. Hal itu sejalan dengan nilai-nilai Islam yang ingin ditegakkan Taliban. 

“Platform kami dalam tahap saat ini seharusnya tidak menjadi target Taliban, karena sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai Islam. Kami membantu kelangsungan sistem, menyediakan mekanisme untuk distribusi makanan dan tempat tinggal, dan jika kami dapat memperluas dan menskalakan dalam format yang lebih besar, kami mungkin melindungi Afghanistan dari jatuh ke dalam perang saudara,” ujar Nasrat Khalid. 

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Internasional
6 hari lalu

Gempa M6,3 Guncang Afghanistan, 20 Orang Tewas 320 Luka

Internasional
6 hari lalu

Gempa Dahsyat Bermagnitudo 6,3 Guncang Afghanistan

Internasional
24 hari lalu

Pemicu Perang Pakistan-Afghanistan yang Menewaskan Puluhan Orang

Internasional
24 hari lalu

Militer Pakistan Serang Ibu Kota Kabul Afghanistan Sebelum Sepakati Gencatan Senjata

Internasional
24 hari lalu

Perang Tewaskan Puluhan Orang, Pakistan-Afghanistan Sepakati Gencatan Senjata 48 Jam

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal