JAKARTA, iNews.id - Siapa sangka, Go-Jek yang kini menjadi platform teknologi on demand terbesar di Indonesia, dulunya hanyalah sebuah perusahaan kecil yang melayani konsumen via telepon seperti call center.
CEO sekaligus Founder Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, sembilan tahun lalu saat perusahaan belum memiliki teknologi dan pendanaan, untuk memesan Go-Ride harus menelepon ke kantor Go-Jek. Kemudian akan dicarikan pengemudi yang kira-kira ada di sekitar tempat konsumen tersebut.
"Go-Jek mulai dari call center. Kita harus cari dan telepon satu per satu driver-nya. Butuh 15 menit sampai ketemu," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Kemudian, tahun 2015 Go-Jek pertama kalinya meluncurkan aplikasi dengan menawarkan tiga layanan yaitu Go-Ride, Go-Shop, dan Go-Send. Ternyata layanan Go-Shop mendapat antusiasme besar dari konsumen sehingga perlu dibuat layanan tersendiri yaitu Go-Food yang dalam waktu 6 jam sukses menjadi layanan food delivery nomor satu di Indonesia.
"Ada yang komplain kenapa tidak ada mobil, akhirnya kita buat Go-Car. Lalu banyak customer komplain, driver tidak punya kembalian lalu kita buat Go-Pay dalam waktu satu tahun," ucapnya.