"Segmen strategis itu penting, di bawah VVIP karena merupakan konsumen prioritas yang harus dilayani segera, yaitu PELNI, KAI, PLN, Pelindo, ASDP," katanya.
"Untuk segmen bisnis, yang termasuk didalamnya adalah KKKS, Marine dan industri-industri lainnya," ujarnya.
Kemudian segmen konsumen lainnya yaitu Small Medium Enterprise (SME), Agen BBM, INU dan Subsidiary, dengan masing-masing jumlah penyalurannya di 2020 mencapai 463.555 kl, 1.839.571 kl, 1.453.572 kl dan 2.387.149 kl. "Subsidiary adalah sebelum adanya holding-holding, kami melayani untuk Patra Niaga, Pertamina Petrofin, PT Pertamina Lubricant, PT Elnusa, PT Pertamina Retail dan anak usaha yang membutuhkan," ucapnya.
Sementara itu, Politisi Partai Hanura, Inas N Zubir menyarankan kepada Pemerintah agar benar-benar menghentikan impor solar. Pasalnya, kegiatan tersebut mampu dimainkan oleh pihak swasta.
Dia menduga, celah impor inilah yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi. “Sebenarnya, kalau mau melarang (impor) langsung terbitkan saja suratnya, jangan dalam bentuk himbauan atau surat edaran. Larangan itu musti tegas, misalnya Keputusan Menteri ESDM yang melarang impor solar. Saya menilai impor solar ini tidak serius,” katanya.