JAKARTA, iNews.id - Dua perusahaan raksasa asal Eropa, yakni BASF dan Eramet mundur dari proyek smelter di Sonic Bay, Maluku Utara. Lantas, apakah proyek akan tetap jalan?
Merespons hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan proyek akan tetap berjalan usai ditinggal hengkang. Ia meyakini masih banyak perusahaan yang minta berinvestasi di proyek tersebut.
"Ya kalau mundur ya kita cari yang lain. Masih banyak yang lain yang mau," ucap dia ketika ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas), Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Namun, kata Arifin, penggunaan nama proyek Sonic Bay itu nantinya akan tergantung pada perusahaan mitra yang akan menggarap fasilitas smelter nikel dan kobalt di wilayah Maluku Utara itu.
"Itu nanti judulnya lain, (tergantung) mitranya," ujar Arifin.
Sebagai informasi, Sonic Bay merupakan proyek smelter nikel-kobalt untuk bahan baku baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara yang ditargetkan akan berproduksi pada 2026.