Tahun ini, tambahnya, diperkirakan nilai ekspor naik menjadi 3,6 miliar dolar AS. Sementara, hingga triwulan pertama, volume ekspor oleokimia 1,1 juta ton dengan nilai perdagangan 915 juta dolar AS.
Untuk minyak goreng, menurut Sahat Sinaga, produk minyak goreng curah akan beralih kepada kemasan yang mana memperkirakan proses transisi ini akan selesai pada 2019. "Nanti 2020 tidak ada lagi minyak goreng yang dijual curah," ujarnya.
Pada 2018, konsumsi minyak goreng domestik diperkirakan mencapai 12,759 juta ton, lebih tinggi dari tahun lalu yang sebanyak 11,056 juta ton. Tahun ini, lanjutnya, penggunaan minyak sawit untuk dalam negeri masih didominasi untuk pangan, dengan rincian, sebanyak 8,414 juta ton untuk makanan dan specialty fats.
Sementara itu, 845 ribu ton untuk oleochemical dan soap noodle, lalu, 3,5 juta ton memenuhi kebutuhan biodiesel. Menurut Paulus Tjakrawan, Ketua Harian APROBI, tahun ini pemakaian biodiesel di dalam negeri naik sekitar 500 ribu. Kenaikan tersebut, lanjutnya, dapat terealisasi asalkan penggunaan biodiesel non-subsidi dapat berjalan, ditambah dengan pemakaian biodiesel untuk campuran bahan bakar kereta api dan alat berat pertambangan.
"Jika konsumsi B-20 dipakai kereta api, maka konsumsi domestik bisa tambah sekitar 200 ribu sampai 500 ribu kiloliter,"ujar Paulus.