"Sehingga hari ini kita tidak tahu (berapa orang belum punya rumah). Kalau FLPP ini sampai tahun ini sudah sampai 230.000. Tapi kalau kita lihat angka sebelumnya 130.000-an, artinya terus meningkat. Tapi kalau ditanya apakah angka itu cukup, ya cukup saja bagi pengembangan. Tapi merumahkan backlog 12 juta, dibutuhkan berapa satu tahun," ucapnya.
Herry pun berharap melalui peluncuran Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) mobile, dapat mengakomodir masukan pembelian rumah subsidi menggunakan nomor urut. Paling tidak memberikan gambaran berapa banyak lagi masyarakat Indonesia yang belum memiliki hunian.
"Inilah menurut kami, dengan diterbitkannya Tapera mobile ini akan membuat pelaksanaan tugas kita berbasis data dan informasi sehingga lebih akurat," ujar Herry.