Seperti diketahui, pada Januari lalu, perusahaan induk Google, Alphabet mengumumkan telah melakukan PHK terhadap 12.000 karyawan di seluruh dunia atau setara 6 persen seluruh karyawan.
Hal ini dilakukan di tengah gelombang PHK di seluruh perusahaan Amerika Serikat (AS), khususnya di sektor teknologi, yang sejauh ini telah membuat 290.000 orang kehilangan pekerjaan sejak awal tahun ini, menurut situs pelacakan Layoffs.fyi.
Pada bulan lalu, pekerja di kantor perusahaan Zurich, Swiss juga melakukan aksi mogok kerja serupa. Perwakilan karyawan mengklaim bahwa Google telah menolak proposal mereka untuk mengurangi PHK karyawan.
“Seperti yang kami katakan pada 20 Januari, kami telah membuat keputusan sulit untuk mengurangi tenaga kerja kami sekitar 12.000 peran secara global. Kami tahu ini adalah waktu yang sangat menantang bagi karyawan kami," ujar Juru Bicara Google.