Di suatu kesempatan, Mehta mengaku beralih ke lemari esnya sendiri untuk mencari inspirasi. Kemudian dia berpikir bahwa rendahnya persediaan bahan makanan merupakan masalah yang terus-menerus bagi dirinya dan dia menyadari bahwa dia mungkin tidak sendirian merasakan hal yang sama.
Selain itu, dia juga melihat adanya kesenjangan dalam pasar pengiriman online yang berkembang pesat.
“Saat itu tahun 2012 dan kami memesan semuanya secara online, kecuali bahan makanan. Saya memutuskan saya akan mengubahnya. Saya mulai membuat kode versi pertama aplikasi Instacart dan tiga minggu kemudian Instacart lahir,” ucapnya.
Instacart memulai perjalanan dengan awal yang sulit, di mana Mehta ingin masuk ke akselerator startup Y Combinator yang didambakan, tetapi dia melewatkan tenggat waktu untuk pengajuan. Kemudian, dia berhasil mengesankan mitra Y Combinator dengan menggunakan aplikasinya untuk menghadirkan paket six-pack bir ke markas akselerator.
Y Combinator lalu membantu Mehta mendapatkan pendanaan modal ventura sebesar 2,3 juta dolar AS dalam beberapa bulan, dan Instacart dengan cepat menyebar ke luar San Francisco. Sekarang Instacart telah mengirimkan bahan makanan dari lebih dari 80.000 toko, termasuk jaringan seperti Kroger, Costco, dan Wegmans, di lebih dari 14.000 kota di seluruh Amerika Utara.
Sebelum go public, Instacart menulis dalam pengajuan SEC bahwa perusahaan tersebut telah mengirimkan lebih dari 900 juta pesanan, berisi 20 miliar item, sejak Mehta pertama kali meluncurkan aplikasi tersebut pada tahun 2012.
Dengan IPO tersebut, Mehta akan meninggalkan perannya sebagai ketua eksekutif perusahaan. Dia juga telah mengundurkan diri sebagai CEO tahun lalu, mengakhiri 11 tahun masa jabatannya di perusahaan.