MOSKOW, iNews.id - Roman Abramovich merupakan salah satu orang terkaya di Rusia. Namun sejumlah asetnya dibekukan di luar negeri karena kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Terlepas dari hal itu, Abramovich merupakan pengusaha yang merintis kesuksesannya dari bawah. Mengutip Celebrity Net Worth, Abramovich menjadi yatim piatu saat berusia 4 tahun. Ibunya meninggal dunia saar dia baru berumur 18 bulan dan ayahnya tewas dalam kecelakaan 2 tahun kemudian.
Abramovic yang dibesarkan oleh paman dari pihak ayah dan kakek nenek dari pihak ibunya tak pernah mengira akan menjadi salah miliarder dunia. Dia kini tajir melintir dan memiliki banyak aset, di antaranya rumah mewah senilai 300 juta dolar AS dan kapal pesiar 800 juta dolar AS.
Abramovic yang lahir pada 24 Oktober 1966 di Saratov, Rusia ini sempat kuliah di Industrial Institute di Ukhta, Rusia tapi keluar sebelum menyelesaikannya. Dia juga pernah kuliah di kampus lain, namun keluar untuk kedua kalinya.
Setelah itu, dia menghabiskan waktunya di Angkatan Darat Soviet. Saat di militer, dia menjual bensin curian kepada perwira yang ditugaskan untuk menghasilkan uang tambahan. Selesai di militer, dia mendapat pekerjaan sebagai pedagang komoditas untuk perusahaan perdagangan Swiss bernama Runicom.
Tepat sebelum Uni Sovoet runtuh, Abramovich menggunakan tabungannya senilai 2.000 dolar AS untuk menyelundupkan barang-barang ilegal dan selundupan lainnya ke Rusia. Dia menjual mulai mainan plastik hingga suku cadang mobil. Bahkan, dia pernah menjual bebek karet impor langsung dari aparetemennya di Moskow.
Pada 1988, iklim politik Rusia di bawah Mikhail Gorbachev memungkinkan Abramovich untuk melegitimasi bisnis penyelundupan pasar gelapnya. Dia mengambil uang yang dihasilkan dan mendirikan perusahaan yang memproduksi boneka, mainan, dan furnitur.
Abramovich terus mendirikan dan melikuidasi setidaknya 20 perusahaan selama awal 1990-an, dalam industri yang luas dan beragam seperti peternakan babi hingga perekrutan pengawal.
Namun pada 1992, dia ditangkap dan masuk penjara dengan tuduhan mencuri properti pemerintah. Beberapa minggu sebelumnya, Abramovich mencuri sebuah kereta yang berisi 55 tanker bahan bakar diesel senilai 3,8 juta rubel dari Kilang Minyak Ukhta.
Abramovich mencuri kereta tersebut di Moskow dan mengirim ulang ke pangkalan militer di bawah perjanjian palsu. Kasus itu dibatalkan setelah pabrik produksi minyak diberi kompensasi atas kerugiannya.