Sepanjang tahun lalu, volume eskpor cangkang sawit mencapai 1,8 juta ton dengan nilai devisa 138,6 juta dolar AS. Dia menyebut, jumlah ini belum maksimal karena beberapa faktor seperti tingginya biaya logistik karena cangkang sawit banyak di area terpencil dan tingginya bea keluar dan pungutan sawit.
"Hampir 30 persen cangkang sawit di beberapa daerah tidak bisa terekspor atau digunakan dalam negeri, sehingga hanya menjadi limbah yang tidak produktif," kata dia.
Dikki pun mendorong pemerintah untuk memangkas bea keluar karena terlalu tinggi hingga 17 dolar AS per metrik ton. Dengan demikian, lebih banyak cangkang sawit yang bisa diekspor.
"Kami yakin bahwa para pengusaha yang tergabung dalam APCASI, apabila pajak ekspor diturunkan menjadi 3 dolar AS dan pungutan sawit juga hanya 3 dolar AS, sehingga total biaya ekspor 6 dolar AS, volume ekspor dapat kami tingkatkan menjadi 2,5 - 3 juta ton per tahun sehingga meningkatkan devisa negara menjadi sekitar 231 juta dolar AS," katanya.