Surplus dari neraca perdagangan ini telah mencapai kumulatif 45,5 miliar dolar AS, terhitung sejak Januari hingga Oktober 2022. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya 30,9 miliar dolar AS.
"Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, akan membawa aliran dana asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri sehingga akan berdampak terhadap penguatan nilai mata uang rupiah," kata Ibrahim.
Dia memprediksi, untuk perdagangan awal pekan depan, Senin (28/11/2022), mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.650-Rp15.700.