Dia juga menekankan pentingnya peran dan kerja sama semua anggota G20 dalam menjaga stabilitas dunia. Pasalnya, selama krisis keuangan global 2008, G20-lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi.
"Negara-negara G20 terdiri dari dua pertiga dari populasi dunia, 85 persen dari PDB dunia, 75 persen dari perdagangan dunia, dan 80 persen dari investasi global. Keputusan yang dicapai di G20 akan memperbaiki banyak hal di dunia ini,” ungkap Menko Airlangga.
Terkait dengan itu, Menko Airlangga berharap, semua anggota G20 dapat hadir, kalau bisa secara fisik, pada rangkaian pertemuan G20 sehingga dapat menghasilkan konsensus global demi recovery dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan slogan Presidensi G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger”.
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga juga merefleksikan pengalaman dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir dan mengungkap ketahanan Indonesia dalam menjaga kestabilan ekonomi.
“Dua tahun terakhir semua negara berada dalam keadaan sulit akibat pandemi Covid-19. Kabar baiknya, Indonesia menunjukkan ketahanannya dan mulai menunjukkan proses recovery dimana perekonomian Indonesia pada Triwulan I tahun ini mencatat pertumbuhan sebesar 5,1 persen yoy,” kata Menko Airlangga.
WEFAM akhirnya kembali digelar setelah sempat vakum pada tahun 2021 akibat pandemi Covid-19. Dalam forum ekonomi internasional tersebut, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk kembali terlibat melalui Indonesia Pavilion dan Indonesia Night.
Indonesia Pavilion adalah sebuah wadah untuk berdiskusi, mengadakan seminar, dan menjalin koneksi dengan entitas dari negara lain. Sedangkan Indonesian Night bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia ke dunia. Sebelumnya Indonesia juga pernah membuka Indonesia Pavilion di WEFAM 2018, 2019, dan 2020.